GAMBARAN YANG terlintas dalam hati lebih sukar dilepas. Itu merupakan permulaan dari kebaikan atau kejahatan, karena dari situlah munculnya kehendak, angan-angan, dan kemauan yang keras. Barang siapa dapat menjaga dan memelihara bayangan yang terlintas dalam hati serta pikirannya maka ia telah menguasai dirinya dari amarah dan hawa nafsunya.
Orang yang dikuasai atau dikalahkan oleh bayangan dalam hati dan pikiran, maka hawa nafsunya akan mendominasi hingga mudah terjerat dalam kemaksiatan dan kekejian. Lebih-lebih jika bayangan itu terlintas secara berulang-ulang dalam hati hingga akhirnya menjadi angan-angan batil dan cita-cita yang tidak benar.
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang- orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak mendapati sesuatu apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungannya." (QS. An-Nûr: 39).
Orang yang paling buruk kemauannya dan paling rendah jiwanya ialah orang yang rela hakikat kebenaran diganti dengan angan-angan yang batil, yang kemudian diberi tempat di dalam jiwanya. Bila jadi pedagang, ia menjadi pedagang yang rusak. Semua itu menjadi makanan pokok bagi jiwa yang kosong, yang merasa puas dengan kehadiran khayalan-khayalan, kedustaan hakiki, dan cita-cita semu. Perbuatan tersebut sangat berbahaya bagi seseorang karena bisa melahirkan kelemahan, kemalasan, sikap pasif, kecemasan, dan Orang yang suka berangan-angan berarti telah kehilangan kesadaran akan hakikat dalam jasmaninya. Bayangan dalam hatinya menancap kuat. Hal itu membuka peluang bagi kesinambungan khayalan-khayalan semu. Semua itu tidak mendatangkan kebaikan apa pun. Tak ubahnya seperti orang yang lapar dan haus yang berangan-angan tentang makanan dan minuman, namun ia tidak mampu meraihnya.