☕ Pengaruh Nongkrong di Warung Kopi Terhadap Agama dan Teman
Bagus, ini topik menarik — karena “nongkrong di warung kopi” bisa membawa pengaruh besar pada agama dan pergaulan, tergantung niat, waktu, dan teman yang dipilih.
š Pengaruh terhadap Agama
Nongkrong di warung kopi tidak salah selama tidak melanggar syariat. Namun sering kali, di tempat seperti itu bisa muncul ujian iman, seperti:
- ☕ Lalai dari ibadah. Waktu shalat sering terlewat karena asyik ngobrol. Rasulullah ļ·ŗ bersabda:
“Sebaik-baik amal adalah shalat pada waktunya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
- š£️ Lidah mudah tergelincir. Kadang obrolan di warkop berujung ghibah, makian, atau pembicaraan sia-sia. Allah berfirman:
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...”
(QS. Al-Hujurat: 12)
- š Hati menjadi keras. Terlalu sering di tempat santai tanpa dzikir, tanpa ilmu, bisa membuat hati jauh dari Allah.
Namun, jika dijaga dengan adab — misalnya tetap shalat tepat waktu, menjaga ucapan, dan menjadikan warkop sebagai tempat dakwah ringan — maka tidak berdosa, bahkan bisa jadi berpahala.
š„ Pengaruh terhadap Teman dan Lingkungan
Warung kopi adalah tempat berkumpulnya berbagai karakter. Dari situlah teman baik atau buruk bisa terbentuk.
- Jika duduk dengan orang saleh, kita akan terdorong ikut kebaikan.
- Namun jika sering duduk dengan orang yang suka maksiat, gosip, atau malas, lambat laun kita bisa terbawa arusnya.
“Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi temannya.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Jadi, pilih teman nongkrong dengan bijak. Jika teman-temanmu mengajakmu ke arah kebaikan, duduklah bersama mereka. Tapi kalau mulai menjauhkanmu dari Allah, maka tinggalkanlah — karena iman lebih mahal daripada sekadar kopi.
☕ Kesimpulan
Nongkrong di warung kopi bukanlah dosa, tapi bisa jadi pintu dosa jika tidak dijaga. Jadikan nongkrongmu:
- Tempat bertukar ilmu, bukan ghibah.
- Tempat istirahat sejenak, bukan melalaikan ibadah.
- Tempat mempererat ukhuwah, bukan merusak hati.
“Kopi itu nikmat, tapi jangan sampai imanmu ikut larut di dalamnya.”
⏳ Pesan Ulama Tentang Waktu di Warung Kopi
Jika duduk di warung kopi karena urusan kerja atau mencari nafkah, maka ambillah waktu seperlunya saja. Jangan sampai waktu yang berharga untuk ibadah, keluarga, dan menuntut ilmu terbuang sia-sia hanya untuk duduk tanpa faedah.
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan dari hari-harimu. Bila satu hari berlalu, maka sebagian darimu ikut pergi.”
Maka bijaklah dalam menggunakan waktu. Duduklah di warung kopi hanya jika memang perlu — untuk urusan halal, silaturahmi, atau berdiskusi yang bermanfaat.
Ulama salaf berkata:
“Waktu itu ibarat pedang. Jika engkau tidak memotongnya (menggunakannya dengan baik), maka ia akan memotongmu.”
Jadikan setiap dudukmu bernilai ibadah. Jangan sampai secangkir kopi membuatmu lupa akan tujuan hidup — yaitu menggapai ridha Allah.
“Gunakan waktumu sebelum waktu itu meninggalkanmu.”
Comments