Ketiduran Saat Khatib Shalat Jum'at Sah nggak Ya..??

Ketiduran Saat Khatib Shalat Jum'at Sah nggak Ya..??

Ketiduran Saat Khatib Shalat Jum'at Sah nggak Ya..?? - Saking berapi-apinya khatib jum’at memberikan khutbahnya, banyak jamaa’ah yang mengangguk-angguk. Entah itu mengiyakan atau mengangguk karena tidur. Fenomena seperti bukan barang baru lagi kala shalat jum’at. Maka jangan heran jika saat shalat jum’at saf paling belakang terlebih dahulu penuh ketimbang depan, bisa bersandar sambil mendengarkan khutbah khatib.

Trus, jama’ah yang ketiduran itu apakah ibadah jum’atnya sah? Tidur memang membatal wudhu’, jika wudhu’ batal shalat pun tidak sah. Nah, tidur yang bagaimana yang bisa membatalkan wudhu’? Tidur yang membatalkan wudhu’ itu, di mana si jama’ah tidur hingga ngorok atau meler, hilang kesadaran dan bersandar di dinding tempat ia duduk. Lalu bagaimana dengan jama’ah yang tidur tanpa bersandar, sehingga ia terlihat seperti orang mengangguk2 kemudian terbangun dikenal dengan ‘tidur ayam’. Para ulama sepakat, tidur seperti itu tergolong tidur yang tidak membatalkan wudhu’.
Jadi, bagi jama’ah yang tidur hingga sampai ngorok tersebut shalat jum’atnya tidak sah karena hilang kesadaran. Dan diwajibkan untuk mengambil wudhu’ sebagaimana yang diterangkan hadist berikut: “Siapa yang tidur maka hendaklah dia berwudhu’.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah). Sedangkan shalat jama’ah yang ‘tidur ayam’ shalatnya sah tanpa harus berwudhu’ kembali, sebab ia tidak hilang kesadaran. Dan juga boleh berwudhu’ jika masih memungkinkan.

Ada dua faktor relatif yang menyebabkan jama’ah sering tidur selama khatib khutbah. Kesalahan khatib dan jama’ah. Lho, kok khatib yang disalahkan? Khutbah dengan durasi waktu yang lama menimbulkan kejenuhan bagi jama’ah, apalagi khutbah yang berbelit2, disampaikan dengan suara yang lambat, topik tidak menarik atau khatib terlalu tegang. Idealnya waktu khutbah yang dianjurkan 15-20 menit saja. Jika ingin singkat, minimal 10 menit dengan catatan padat, ringkas dan tepat. Bagi sebagian pengurus masjid yang paham fenomena seperti ini, mereka akan membatasi durasi khutbah para khatib. Sementara itu apa saja kesalahan jama’ah? Tidak sabar menunggu hingga selesai. Ini biasanya terjadi pada bapak-bapak yang break kerjanya karena jum’atan, gelisah jika khatib mulai memanjangkan khutbahnya. Mereka teringat kerjaan di kantor masih numpuk, daripada pada pusing mending tidur rehat sejenak. Dan ada juga jama’ah yang gak nahan kalau ketemu dinding langsung molor, entah itu karena kecapean karena kerjaan atau memang begitu.
Nah, kesalahan-kesalahan di atas jangan jadikan permasalahan, sehingga saling tuding. Melainkan jadi kesalahan-kesalahan tersebut koreksi kita bersama, agar kualitas ibadah kita semakin meningkat. (p’mails edisi 130 tahun III/ era muslim)

Artikel Populer (Terbaru..)